Minggu 5: Latihan Memperkuat Diri dengan Sering Mengalami Ketidaknyamanan Fisik

Pernah membentak anak anda ketika mendengar mereka ribut saat anda pulang Kantor? Mungkin karena pekerjaan di kantor yang bikin stress atau perjalanan pulang yang macet, membuat anda lelah secara mental dan fisik, sehingga anda tidak bisa mengelola mood atau emosi anda dengan baik. Anda pasti akan menyesalinya segera setelah anda merasa segar kembali.

Atau pernah marah-marah atau ngedumel di kantor karena terpaksa bekerja setelah melewati jam makan siang?

Para praktisi Stoic mengerti bahwa ketidaknyamanan fisik kadang dapat membuat kita tidak dapat mengelola mood dan emosi dengan baik. Maka kita perlu melatih diri untuk mengatasinya. Minggu ini kita akan berlatih mengatasi hal tersebut dengan teknik sederhana namun untuk menginternalisasikannya di perlukan latihan yang terus berulang.

Ada dua jenis pelatihan Stoic, yang berkaitan dengan jiwa, dan yang berkaitan dengan keduanya (jiwa dan raga). Kita memerlukan pelatihan jiwa dan raga jika kita ingin mendisiplinkan diri kita terhadap ketidaknyamanan seperti dingin, panas, lapar, kekurangan harta, tempat tidur yang keras, dan rasa sabar mengalami penderitaan. Dengan pelatihan ini tubuh kita akan mampu bertahan dalam kesulitan, kuat, dan siap untuk tugas apapun; dan jiwa pun akan kuat karena terlatih untuk berani melalui kesabaran dalam menahan kesulitan/ketidaknyamanan dan mengendalikan diri dengan menahan diri dari kenikmatan.

Musonius Rufus, Lecturs, 6

Banyak pelatihan Stoic di minggu-minggu sebelumnya adalah dengan melatih pikiran kita. Namun Para Stoic juga mengerti bahwa kita tidak bisa menelantarkan tubuh kita. Karena jiwa dan raga bekerja sama. Apa yang kita pikirkan mempengaruhi raga, ada apa yang kita lakukan mempengaruhi jiwa.

Selain itu, filosofi teras atau stoicism bukan filosofi yang melulu bicara teori. Kita tidak akan bisa mahir naik sepeda dengan membaca teori-teori bagaimana naik sepeda, melainkan dengan melatih diri setiap hari menaiki sepeda. Begitu juga dengan filosofi teras atau stoicism. Kita tidak bisa menjadi manusia berakhlak (istilah Stoicnya “Virtuous”) dengan membaca buku-buku Seneca atau Epictetus, atau jurnal harian Marcus Aurelius. Kita butuh latihan.

Pelatihan menahan ketidaknyamanan fisik dapat kita mulai dari hal-hal kecil, seperti yang dicontohkan oleh Musonius Rufus. Pergi ke luar rumah di saat cuaca dingin, atau bermacet-macet ria di panasnya siang hari dengan baju yang tebal. Menahan diri beberapa saat untuk segera minum ketika haus, puasa makan 1-2 hari, tidur di lantai, atau memilih antrian yang lebih panjang di super market ketika akan membayar belanjaan.

Kenapa kita melakukan hal yang kelihatan bodoh ini? Karena dengan latihan menahan diri inilah kita dapat memperkuat karakter dan ketika masa-masa sulit terjadi, kita dapat menanganinya dengan virtuous/akhlak yang mulia. Kita akan terbiasa dengan ide bahwa ketidaknyamanan itu biasa. Jika orang lain bisa melalui hal-hal tersebut, kenapa kita harus mengeluh ketika giliran kita?

Seperti pendapat umum yang ada di masyarakat dan terbukti secara ilmiha, Jika kita tidak terlatih, maka kita harus menghindari pekerjaan yang sulit atau situasi sulit. Misal saat kita mengantuk atau lelah secara fisik maka kita di anjurkan untuk tidak mengendarai kendaraan.

Begitu juga ketika kita lelah, lapar, sakit, maka kita akan dengan mudah terdistraksi juga secara mental seperti sulit berkonsentrasi dan mudah marah. Dalam keadaan demikian, akan sulit bagi kita untuk misalnya berdiskusi hal-hal yang kompleks dengan bos kita di kantor atau dengan pasangan kita di rumah.

Karena hal-hal sulit akan sering terjadi dalam hidup kita dan tidak mungkin juga kita selalu menghindar, maka baik bagi kita untuk melatih kemampuan diri menahan ketidaknyamanan fisik.

Bagaimana melatih teknik ini?

Minggu ini latihlah diri anda dengan ketidaknyamanan fisik sederhana. Pikirkan ketidaknyamanan semacam apa yang sering memicu kemarahan anda. Apakah anda mudah marah ketika lapar? ketika kepanasan atau kegerahan? ketika tidak dapat kenikmatan sederhana seperti merokok?

Ketika anda sudah mendaftar beberapa ketidaknyamanan sederhana yang dapat membuat anda marah atau kecewa, pilihlah salah satu untuk menjadi fokus anda minggu ini.

Sebelum melakukannya, pastikan ketidaknyamanan tersebut dapat anda lakukan. Jangan memilih ketidaknyamanan yang terlalu sulit sehingga dapat membahayakan diri anda. Misalnya anda menahan makan seharian. Bagi orang yang tidak terbiasa bisa saja hal tersebut langsung membuat anda masuk rumah sakit.

Sebagian besar dari kita mungkin akan mudah bosan dan berhenti. Maka latihan ini diperlukan komitmen. Motivasi diri anda dengan kata-kata penyemangat yang bisa menolong anda mempertahankan komitment. Misal “Aku melakukan ini untuk menjadi orang yang tangguh dan tidak manja”, saat memutuskan berangkat dipagi hari dengan transportasi umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi seperti biasanya.

Leave a Reply