Minggu 2: Latihan Fokus Hanya pada Hal-hal yang Berada dalam Kendali Penuh Kita

Dia yang gagal mendapatkan obyek keinginannya akan kecewa, dan yang mengalami hal yang ditakuti akan merasa malang. Maka, hapus rasa takutmu, dari hal-hal yang berada di luar kendali mu, dan fokus lah hanya pada hal-hal yang berada dalam kendali mu.

Epictetus, Enchiridion, 2. 1-2

Pada latihan minggu pertama, mungkin ada beberapa dari anda yang berpikir bahwa sebenarnya peristiwa tidak hanya terbagi ke dalam dua hal saja. Selain ada hal-hal yang berada dalam kendali (seperti pikiran kita) dan diluar kendali (seperti cuaca), ada juga hal-hal yang sebagian aspek-nya berada dalam kendali kita (misal lulus ujian). Untuk lulus ujian kita bisa mempengaruhi hasilnya dengan giat belajar.

Trikotomi Kendali pada akhirnya Dikotomi Kendali…

Anda benar. Banyak hal yang tidak sepenuhnya berada di luar kendali kita. Ada hal-hal di mana Kita memiliki kemampuan untuk mempengaruhi hasilnya. Tapi harus kita ingat, kita hanya bisa mempengaruhi. Hasil akhirnya tetap berada di luar kendali penuh kita.

Fokuslah pada hal yang berada dalam kendali kita

Ambil contoh misalnya anda ingin menjadi rangking 1 di sekolah. Anda bisa mempengaruhi hasil akhirnya dengan giat belajar. Anda dengan disiplin menyediakan waktu tiap hari-nya mengulang pelajaran yang diberikan di sekolah, latihan soal-soal secara mandiri, menjaga kesehatan agar kondisi otak tetap prima. Tapi apakah dengan melakukan semua itu anda dijamin akan mendapatkan predikat ranking 1 di kelas?

Ada banyak faktor eksternal yang berperan. Untuk menyebut beberapa contoh: bagaimana persiapan murid-murid lain di kelas, apakah ada yang belajar lebih keras dari anda? Bagaimana jika anda sakit di hari sebelum ujian? Bagaimana jika ternyata guru yang memberikan penilaian tidak objektif?

Jika anda fokus pada hasil akhir: ranking 1, yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali anda, maka bisa jadi anda akan kecewa.

Teknik Anti Kecewa

Bagaimana teknik yang dapat dilakukan agar kita tidak akan pernah kecewa? Alihkan fokus kita hanya pada hal-hal yang sepenuhnya berada dalam kendali kita. Dalam hal ini adalah berusaha yang terbaik yang kita bisa untuk memahami semua pelajaran yang diberikan di dalam kelas dengan mengulang pelajaran, memperhatikan guru ketika guru memberikan materi pelajaran, dan berlatih soal-soal untuk menambah pemahaman kita. Hal-hal tersebut adalah fokus kita. Jadi apakah kita mendapatkan predikat ranking 1 atau tidak, itu tidak mempengaruhi kita. Ketika kita sudah berusaha yang terbaik yang kita bisa, kita sudah berhasil!

Keuntunganan lain, dengan berusaha yang terbaik yang kita bisa, kita telah meningkatkan kemungkinan kita mendapatkan predikat ranking 1. Jadi misalnya kita mendapatkan predikat rangking 1 pun, itu hanya bonus. Praktisi stoic yang lebih advance (sage) mungkin melihat rangking 1 ini tidak penting dan cuek saja terhadapnya.

Perspektif ini dapat kita gunakan di semua hal lain dalam hidup kita. Kita tidak berharap untuk di cintai oleh pasangan atau calon pasangan kita. Tapi berusaha yang terbaik menjadi orang yang mudah untuk dicintai. Misalnya dengan menjaga kebersihan tubuh, menjaga kesehatan, melatih karakter sehingga menjadi pribadi tangguh dan bertanggung jawab, memberikan perhatian. Dengan begitu kita meningkatkan kemungkinan kita untuk dicintai. Walaupun lagi-lagi bagi seorang Stoic Sage (praktisi stoic level advance) tidak menganggap dicintai orang lain sebagai hal penting. Yang terpenting adalah bagaimana dari hari ke hari kita terus menjadi manusia yang lebih baik, dan mengganggap semua kejadian, baik atau buruk, sebagai kesempatan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Dengan terus melatih kemampuan untuk fokus hanya pada hal-hal yang dapat sepenuhnya kita kendalikan, dunia akan terlihat menjadi sangat berbeda. Kita akan terus dapat menjaga rasa damai dan tidak terpengaruh pada kejadian yang terjadi pada diri kita.

Bagaimana Melatih Fokus?

Review kembali hal-hal yang anda takuti atau hindari untuk terjadi pada latihan minggu lalu. Biasanya berada pada kolom “di luar kendali”. dan analisa pikiran apa yang menyebabkan ketakutan itu. Setelah anda dapat mengidentifikasi pikiran yang menyebabkan rasa takut terhadap hal-hal yang tidak dapat kita kontrol, cobalah untuk mendaftar apa saja hal yang dapat dilakukan yang dalam kendali kita sebagai tujuan. Tujuan tersebut akan kita gunakan sebagai obyek fokus kita.

Berikut adalah beberapa contoh pengalihan ketakutan terhadap hal-hal yang berada di luar kendali, menjadi hal-hal yang dapat kita lakukan

Dalam KendaliDi Luar kendali
Berusaha menjalin kerjasama dengan ex-suaminya agar suami mau memberikan nasihat kepada anak dan berkoordinasi agar anak tidak dapat membohongi salah satu pihak dengan cara saling memberi-tahu jika anak berada atau tidak berada di rumah masing-masing.
Fokus pada usaha menjalin silaturahmi dengan cara-cara yang santun dan beretika.
Respon suami terhadap ajakan kerjasama. Sang suami karena dilandasi emosi yang masih kuat bisa saja menolak walaupun ajakan kerja sama tersebut untuk kebaikan anak.

Leave a Reply